Rabu, 15 April 2015

STANDAR OBAT


Standar yang diterima masyarakat harus memenuhi kriteria :
  1. Kemurnian. Memenuhi standar kemurnian tipe dan konsentrasi zat lain dalam obat.
  2. Potensi. Konsentrasi obat aktif dalam preparat obat potensi obat.
  3. Bioavailability. Kemampuan obat lepas dari dosis, larut, diabsorpsi dan diedarkan tubuh.
  4. Kemanjuran.
  5. Keamanan. Dinilai menurut efek samping obat.


PENGGUNAAN NON-TERAPEUTIK
Penggunaan yang keliru (misuse) atau penyalahgunaan obat (drug abuse) berhubungan dengan penggunaan untuk efek terapeutik, misal untuk meredam nyeri atau menurunkan cemas. Saat perawat merawat klien dengan penyalahgunaan obat, perawat harus menyadari nilai dan sikap mereka terhadap penggunaan senjata tersebut. Perawat dengan pengetahuan perubahan fisik, psikologis dan sosial karena drug abuse, akan mudah mengidentifikasi klien dengan masalah obat.



FARMAKOKINETIK
Merupakan ilmu tentang cara obat masuk ke tubuh, mencapai tempat kerja, dimetabolisme dan keluar dari tubuh. Terdiri dari :

1.      Absorpsi
Molekul obat masuk dalam darah. Dipengaruhi oleh rute pemberian obat, dan kondisi ditempat absorpsi. Rute pemberian obat dipengaruhi struktur fisik jaringan. Kulit sulit ditembus zat kimia dan absorpsi obat lambat. Injeksi intravena memiliki absorpsi obat yang cepat. Larutan, suspense mudah diabsorpsi. Obat bersifat basa tidak terabsorpsi sebelum diusus halus. Kulit yang tergores, adanya edema merupakan kondisi yang tidak baik untuk absorpsi obat. Obat oral mudah diabsorpsi diberikan saat antara waktu makan.

2.      Distribusi
Laju dan luas distribusi bergantung pada sifat fisik dan kimia obat dan fisiologis individu. Obat diberikan berdasarkan berat dan komposisi tubuh dewasa. Obat mudah keluar dari ruang intersisial ke intravaskuler. Latihan fisik, udara hangat, badan menggigil akan mengubah sirkulasi local. Konsentrasi obat bergantung pada jumlah pembuluh darah dalam jaringan. Derajat ikatan protein dan protein serum mempengaruhi distribusi obat. Obat yang terikat protein akan sulit menghasilkan aktivitas farmakologis.

3.      Metabolisme
Biotransformasi dipengaruhi enzim yang mendetoksifikasi, memecah dan melepas zat kimia dan biologis. Terjadi di hati, parur-paru, ginjal, darah dan usus.

4.      Ekskresi
Obat keluar dari tubuh melalui ginjal, hati, usus, paru dan kelenjar eksokrin. Kelenjar eksokrin mengekskresi obat larut lemak. Saluran cerna menjadi jalur lain ekskresi obat.



EFEK OBAT
1.      Efek terapeutik
Respon fisiologis obat yang diharapkan muncul. Contoh : Aspirin berfungsi sebagai analgesik, antipiretik.
2.      Efek samping
Efek sekunder yang tidak diharapkan pada obat. Efek samping dianggap tidak berbahaya. Bila efek samping ini sampai menghilangkan efek terapeutik maka obat dapat dihentikan.
3.      Efek toksik
Terjadi setelah klien minum dengan dosis tinggi. Obat berlebihan dalam tubuh memberikan efek mematikan.
4.      Reaksi idiosintrik
Timbulnya efek yang tidak diperkirakan, meliputi klien bereaksi berlebihan, tidak berlebihan atau berlebihan tidak normal.
5.      Reaksi alergi
Reaksi obat 5-10 % merupakan reaksi alergi. Alergi obat bersifat ringan dan  berat. Reaksi dapat berupa urtikaria, ruam, pruritus, dan rhinitis.
6.      Toleransi obat
Klien yang sering memakai obat nyeri hanya memiliki toleransi obat. Sehingga klien perlu meningkatkan dosis untuk meredakannya.
7.      Interaksi obat
Terjadi pada individu dengan konsumsi beberapa obat. Efek sinergis dapat terjadi pada konsumsi 2 obat atau lebih. Interaksi obat selalu diharapkan.
8.      Respon dosis obat
Obat memiliki waktu paruh serum yakni waktu yang dibutuhkan proses sekresi untuk menurunkan konsentrasi serum sampai setengahnya.

Perawat dapat mengantisipasi efek obat jika mengetahui interval waktu kerja obat :
a.      Awitan kerja obat : periode waktu setelah obat diberikan.
b.      Kerja puncak obat : waktu yang dibutuhkan sampai konsentrasi tertinggi pada obat.
c.      Durasi kerja obat : lamanya obat untuk menghasilkan respon.
d.      Plateu : konsentrasi serum dipertahankan setelah obat kembali diberikan.



FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA OBAT
1.      Perbedaan genetik
2.      Variabel fisiologis
3.      Kondisi lingkungan
4.      Faktor psikologis
5.      Diet

Rute pemberian obat
1.      Oral : melalui mulut dan ditelan
2.      Intravenous (iv) : melalui vena
3.      Intramuscular (im) : kedalam otot tubuh
4.      Subcutaneous (sc) : ke dalam jaringan tepat dibawah lapisan dermis kulit
5.      Topical (kulit, mata, hidung, telinga, rectum dan vagina)
6.      Transdermal
7.      Inhalasi

Prinsip pemberian obat
1.      Benar obat
2.      Benar pasien
3.      Benar dosis
4.      Benar cara
5.      Benar waktu
6.      Dokumentasi



sumber :
www.inayach13.blogspot.com




Tidak ada komentar:

Posting Komentar